Running Text Atas

Selamat datang || Wellcome || Sugeng rawuh

Mawar Merah

Di suatu pagi yang cerah, disaat mentari mulai menyinari dedaunan, disaat embun pagi mulai menghilang, seekor burung pipit terbang dari sarangnya. Hari ini, ia ingin berkeliling taman bunga sambil menikmati hangat cahaya mentari. Sesampainya di taman bunga, sang burung hinggap di sebuah pohon kecil. Ia memandang sekeliling taman, memuji keagungan Tuhan atas semua keindahan bunga-bunga yang ada di taman. 

Seketika, matanya tertuju pada setangkai Mawar Putih yang telah mekar. Keindahan dan kecantikan Mawar Putih telah membuat sang burung terpesona. Ia ingin sekali menjadi kekasih mawar putih. Saat itu juga, sang burung terbang menuju mawar putih. Sambil bertengger di tangkai mawar putih, sang burung berkata, "Wahai Mawar Putih yang cantik, izinkan aku menatapmu. Engkau begitu indah, begitu cantik. Aku telah terpesona oleh kecantikkanmu. Apakah engkau mau menjadi kekasihku?" Sang Burung mengutarakan isi hatinya, sambil berharap mawar putih mau menjadi kekasihnya. 


Tapi malangnya, mawar putih menolak permintaan sang burung, "Terima kasih burung, pujianmu membuatku tersanjung. Tapi, maaf.... Aku tidak bisa mengabulkan keinginanmu. Aku tidak mau menjadi kekasihmu. Maafkan aku..."  Mendengar jawaban mawar putih, sang burung merasa sedih. Ia kemudian terbang meninggalkan mawar putih. 

Keesokan harinya, sang burung berniat menemui mawar putih lagi. Perasaan risau memikirkan mawar putih semalam telah membuatnya tak bisa tidur. Pagi ini, ia menemui mawar putih lagi. Pagi ini juga, ia akan mengutarakan keinginannya lagi. Dengan hati yang penuh semangat, sang burung terbang menuju taman bunga untuk menemui mawar putih. Sesampainya di taman bunga, ia langsung menemui mawar putih. Sambil memandangi kecantikan mawar putih, sang burung menyapa mawar putih. "Selamat pagi bunga yang cantik..."   Mawar putih yang sedang menikmati kehangatan cahaya mentari pagi terkejut dengan kedatangan sang burung. "Bukankah engkau burung yang kemarin menemuiku?"  tanya mawar putih. Sang burung merasa senang karena mawar putih masih mengenalinya, dengan ramah sang burung kembali menyapa, "Betul, aku adalah burung yang kemarin memintamu menjadi kekasihku. Hari ini, aku juga akan mengajukan permintaan yang sama. Maukah engkau menjadi kekasihku?"  Sang burung berkata dengan penuh harap.

Tapi, lagi-lagi jawaban mawar putih membuatnya merasa sedih. Mawar putih tetap tidak mau menjadi kekasihnya. Sambil menahan perasaan yang semakin sedih, burung meninggalkan mawar putih. Ia terbang ke angkasa, meratapi kesedihannya. Cintanya kepada mawar putih tak berkurang, justru semakin besar, ia ingin menunjukkan ketulusan cintanya kepada mawar putih. Dalam hati, ia berjanji akan melakukan apapun agar sang mawar mau menjadi kekasihnya.

Keesokan harinya, sang burung kembali menemui mawar putih. Dengan pertanyaan yang sama, sang burung kembali meminta agar sang mawar mau manjadi kekasihnya. Melihat usaha sang burung, mawar putih merasa kasihan. Tapi ia tetap tidak mau menjadi kekasih sang burung. Mawar putih berpikir, bagaimana ia harus memberi jawaban kepada sang burung. Sebuah jawaban yang tidak akan menyakiti perasaan sang burung, dan yang sekiranya dapat membuat sang burung berhenti memintanya menjadi kekasihnya.

Dengan hati-hati, mawar putih berkata kepada sang burung. "Wahai burung yang gagah. Aku merasa senang  engkau telah memujiku. Dan aku merasa sangat tersanjung engkau memintaku menjadi kekasihmu. Tapi maaf... Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu.  Suatu hari, jika aku telah berubah menjadi mawar merah, saat itu juga aku akan menerima cintamu."  Mendengar jawaban mawar putih, sang burung kaget dan merasa putus asa. Bagaimana mungkin setangkai mawar putih bisa berubah menjadi mawar merah. Dengan perasaan yang semakin membuatnya bersedih, burung terbang meninggalkan mawar putih.

Keesokan harinya, dengan tekad yang bulat, burung menemui mawar putih lagi. Ia ingin menunjukkan ketulusan cintanya kepada mawar putih. Sesampainya di depan mawar putih, dengan perlahan ia memotong salah satu sayapnya dan meneteskan darahnya ke mawar putih. Saat itu juga, mawar putih berubah menjadi mawar merah. Mawar akhirnya sadar betapa burung sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Tapi kini, semua telah terlambat. Sang burung telah kehabisan darah dan meninggalkan sang mawar yang kini termenung penuh penyesalan dan kesedihan.





Jangan pernah sia-siakan seseorang yang begitu mencintaimu.

Sayangilah dia selama dia masih disisimu...