Suatu kisah, hiduplah seorang pria yang tinggal dengan putrinya yang baru berusia 3 tahun. Sehari-hari sang pria berjualan berbagai macam kertas hias. Suatu hari, sang pria kehilangan satu lembar kertas hiasnya. Kertas hias berwarna emas yang jika terjual akan menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan kertas –kertas yang lain. Teringat keuntungan yang akan ia dapat, sang pria terus mencari satu-satunya kertas emasnya yang hilang entah kemana. Setelah mencari agak lama dan tak menemukan apa yang ia cari, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada putrinya.
Namun, alangkah kagetnya ketika ia masuk ke kamar putrinya. Di dalam kamar, putri kecilnya sedang menggunting-gunting kertas hias emas yang ia cari. Sang pria langsung marah mengetahui hal tersebut. Ia tidak punya uang lagi untuk membeli kertas hias yang akan ia jual. Kemarahanya semakin bertambah ketika ia tahu potongan-potongan kertas tadi digunakan putrinya untuk menghias sebuah kotak kecil .
Keesokan harinya, sang gadis kecil kecil langsung menemui ayahnya yang sedang bersiap-siap berangkat bekerja. Dengan perasaan agak takut karena teringat kemarahan ayahnya kemarin, sang gadis kemudian memberikan sebuah kotak kecil berhias kertas berwarna emas yang ia hias kemarin. Sang gadis kemudian mengatakan bahwa kotak kecil tersebut adalah kado untuk sang ayah yang berulang tahun hari ini. Dengan segera sang ayah menerima pemberian putrinya, lalu membuka kotak tersebut. Namun, ketika ia membuka kotak tersebut, ia tidak menemukan apapun dalam kotak tersebut, kotak tersebut ternyata kosong. Sang ayah langsung marah karena mengira putrinya hanya bermain-main dan mengganggu kesibukannya. Sambil berteriak, ia melempar kotak tersebut ke tanah. Sang gadis kecil manatap ayahnya kemudian menangis, ia lalu mengambil kotak yang tergeletak di lantai, kemudian ia berkata kepada ayahnya, “Ayah, kotak tersebut tidak sepenuhnya kosong. Aku telah memasukkan beberapa ciuman ke dalam kotak itu. Semuanya hanya untuk ayah, karena aku sangat menyayangi ayah.” Mendengar parkataan putrinya, sang ayah merasa sedih. Ia pun langsung memeluk dan meminta maaf kepada putrinya.
Beberapa waktu kemudian, sebuah kecelakaan merenggut kehidupan sang gadis kecil. Tahun demi tahun berlalu, sang ayah tetap menyimpan kotak emas pemberian putrinya. Kapanpun ketika ia merasa sedih, ia akan membuka kotak tersebut, kemudian seolah-olah mengambil ciuman hangat pemberian putri tercintanya yang kini telah tiada.